Senin, 09 November 2009

Awas Ibu Marah

senandung langit mengibas senyum sinis
hati yang dilahap keakuan akal.
seketika ludahmu ingin menampar lakumu
yang merobek ujung malam saat ayam jantan
menunggu giliran kumandangkan pagi yang jernih
yang siap kau kotori lagi.

sampah hari ini sedang menyimpan dendam padamu.
gergaji-gergaji mencatat disetiap kelok
tentang semua ucap yang kau ingkar.
binatang-binatang tanah sepakat untuk puasa,
dan bau mulut mereka membakar hidung
karena tak sabar mengunyah bangkaimu sedikit demi sedikit.

kau gotong nama Ibumu untuk berbohong
pada semua yang ada dalam keadaan.
seolah apa saja adalah kehendakmu.
sekalipun tak pernah terbesit karma dibenakmu.
ketahuilah, sang waktu sedang menanti saat
untuk merobohkan akumu.
dan kau akan merasakan lukamu yang terbungkus sepi.
kau wajar dicaci-maki para Pahlawan.

satu hal lagi;
awas Ibu marah


Syarif Wadja Bae
10 November 2009