Jumat, 27 Juni 2008

Putih Hitam Hitam Putih

Ada putih ada hitam
Ada hitam ada putih
Diawali dengan putih
Kemudian datang hitam
Aku tak mau menyebutnya putih
Dan aku juga tak mau menyebutnya hitam
Aku lebih suka menyebutnya putih-hitam atau hitam-putih

Meski berbagai warna datang menghiasi
Dia tetap putih-hitam atau hitam-putih
Karena itu adalah jawaban yang paling dasar dan paling sadar


Syarif wadja bae
Driyorejo, 03 Maret 2007

Kamis, 19 Juni 2008

Sedang Sakit

Walau tumbuh diatas muara yang garang
Teratai itu tetap menjadi tikar sederhana
Tempat kau merancang strategi untuk bertahan
Kala ombak nakal datang

Kau tancapkan melati kiriman garuda melankoli.
Kau perintahkan jutaan kunang-kunang
Untuk menghiasi malam-malamnya
Muara itu harum benderang

Tapi kenapa kau tak duduk diatas teratai itu seperti biasanya?
Atau kau hanya ingin duduk disaat kalasuba datang?
Tak lama melati itu berkata: dia sedang sakit karena keasikan
Menikmati sampah-sampah yang dibuang dari tong-tong yang rusak.
Dia sedang mencari ramuan agar sembuh dari sumpah moyangnya
Tentang singgasana pelangi yang kaya dan bercahaya

Syarif Waja Bae
Juni 2008

Jumat, 06 Juni 2008

PERSIMPANGAN

Mengejar jawaban pada jalan yang dipilih
Banyak persimpangan mengaburkan mata
Menunjuk pada arah yang bukan tujuan
Menggoda dengan warna
Dengan cahaya-cahaya kepalsuan
Dengan jalur yang cuma fatamorgana
Saat berjalan diatas pilihan
Semakin cepat
Semakin cepat
Bahkan terbang bersama abad
Tanpa keraguan
Tanpa rencana dan konsep
Tak lagi peduli pada tipuan di setiap persimpangan
Persetan dengan semua cahaya dan warna yang menggoda
Karena tak mau terserat arus
Dan terhembus angin angin tanpa arah mata tak berjiwa
Masih memegang rindu
Menjalankan lagi kereta pengangkut mimpi yang terputus
Akibat perhentian atas iba dari jeritan kahanan

Sejenak menarik nafas panjang
Meleburkan dan menyaring resah. Penat.
Memancarkannya setelah membentangkan bendera berlambang samadengan
Bersama pijar cahaya yang terlahir dan berjiwa
Meraih yang didepan
Tanpa harus seperti burung hantu yang menuntut malam
Dan bulan yang membenci pagi

Jakarta, Galeri nasional Indonesia
27 februari 2008