Merah tak berani lagi
Putih sudah tak suci
Perputaran ini yang telah membuktikannya
Seperti berada di dalam rimba
Pertiwi diam membisu
Pertiwi kehabisan air mata
Pertiwi diserang struk yang berkepanjangan
Pertiwi dipenjara anak-anaknya yang terus bangga dan latah
Termasuk kau dan aku
Hey! bersatunya merah dan putih telah menjadikanmu janin
Kemudian kita terlahir dengan tangan yang terkepal.
Menandakan kuatnya keinginan untuk hidup
Disertai dengan tangisan yang semangatnya membara…merah…merah...
Ayat-ayat suci menyambut dengan tulus…karena kau putih…tanpa noda
Setelah terbuai dengan ampas-ampas itu
Kita berdusta terhadap merah dan putih
Rusak semuanya
Mana kesaktian merah? Mana auranya putih? Mana?
Lihat! merahnya darah yang tumpah akibat pertikaian sudah menjadi hal yang biasa
Putihnya norma-norma sudah dicabik-cabik. Diobral tanpa harga dengan
Mengatasnamakan zaman yang tidak bisa dilawan
Banyak tanah yang menjadi saksi tragedi
Mulai dari Rencong sampai Cendrawasih
Naluri diperkosa, ideologi tinggal nama
Dan perahunya terus diterpa gelombang yang murka
sia-sia kuhormati kau disetiap senin pagi selama 12 tahun
yang diselingi lagu sang maestro biola
jejak najis ini terus memebekas dan berakar
episodenya terus melangkah dengan dendam dan nafsu
kenapa kita tidak mengkaji benang merah yang dibawa Budha, Bagawan biasa, Jesus Dan Muhammad?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar